
REINHA.com – Ratusan peziarah berdiri di tepi jalan, dari Kelurahan Lohayong hingga Kelurahan Pohon Siri, Kecamatan Larantuka, Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT) pada pukul 20.00 Wita. Disana terlihat puluhan remaja memukul tiang dan menyeret seng di sepanjang jalan kota tua Larantuka.
(Baca juga: Penjelasan Singkat Tentang “Semana Santa” Hari Bae Di Nagi (Larantuka))
Seng yang menyentuh bibir aspal mengeluarkan bunyi rintihan panjang yang memilukan. Aksi yang dimulai dari Kapela Tuan Ana hingga Kapela Tuan Ma ini menandakan situasi berkabung dan memasuki Tri Hari Suci.
Rabu Trewa merupakan tradisi mengenang Yesus ditangkap, diarak, dan kemudian disalib.
Dalam tradisi umat Katolik di Keuskupan Larantuka, Trewa berarti bunyi-bunyian atau kegaduhan. Sebagai tanda memasuki suasana di mana sebagian aktivitas kegembiraan mulai dibatasi.
Frenki peziarah dari Bajawa yang baru pertama kali mengikuti ritual pekan suci Semana Santa di Larantuka mengaku sangat terharu.
“Saya baru kali ini mengikuti ritual semana santa di Larantuka, saya bersama rombangan datang dari Bajawa, sunggu luar biasa dan saya terharu”.
# Rabu Trewa Masa Berkabung Di Kota Larantuka
Lifestyle
Motivation
Anime Batch
Ekspedisi Papua
Jasa Import China
Berita Olahraga