JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengatakan, ada setidaknya empat negara yang memohon untuk dikirim kelapa sawit dari Indonesia. Permohonan itu disampaikan para kepala negara saat Prabowo berkunjung ke luar negeri.
Hal itu terjadi lantaran saat ini Indonesia menjadi salah satu produsen kelapa sawit terbesar di dunia. “Kelapa sawit kita terbesar di dunia. Jangan kita anggap enteng kelapa sawit. Kelapa sawit sekarang sudah menjadi komoditas kritis, strategis,” ujar Prabowo dalam acara halal bihalal Purnawirawan TNI AD dan keluarga besar TNI-Polri di Jakarta yang disiarkan secara daring, Selasa (6/5/2025).
“Setiap saya ke negara-negara mana, mereka minta. ‘Yang mulia, tolong. Kelapa sawit Indonesia kalau bisa prioritas kepada kami.’ Mesir, Pakistan, India, bahkan Eropa,” lanjutnya.
Baca Juga: Prabowo Perintahkan Satgas Tertibkan Lahan Sawit
Menurut Presiden, setidaknya dari kelapa sawit ada 65-67 produk yang dihasilkan, di antaranya untuk bahan baku bahan bakar minyak (BBM). Sehingga menurut Presiden Prabowo, Indonesia sebenarnya tidak perlu impor BBM dari negara manapun.
“Dan kita harus tahu, kita impor BBM hampir USD40 miliar setahun. Padahal kita sebetulnya tidak perlu impor,” tegasnya. Prabowo berjanji, pemerintahan yang ia pimpin ingin mencapai swasembada BBM dalam lima tahun mendatang.
Prabowo lantas menyinggung sejumlah pihak yang meragukan target pemerintah untuk swasembada energi. Menurut dia, sebagaimana semangat yang ditegaskan angkatan 1945 TNI AD, bangsa Indonesia harus bisa berdiri di kaki sendiri.
Baca Juga: Prabowo Ajak Malaysia Kawal Komoditas Sawit di Pasar Internasional
Diberitakan sebelumnya, anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Eugenia Mardanugraha menilai Indonesia belum memiliki kendali atas harga kelapa sawit di pasar internasional, meski negara ini merupakan produsen terbesar dunia.
Menurut data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) 2024, Indonesia menyumbang hampir 59% produksi kelapa sawit dunia. Malaysia berada di urutan kedua dengan 24%, sementara negara lain hanya menyumbang 17%.
Indonesia memiliki 16,38 juta hektare (ha) lahan kelapa sawit dengan total produksi 46,8 juta ton minyak sawit mentah (CPO). “Secara produksi, Indonesia adalah raksasa dunia. Negara lain, bahkan Malaysia, tidak bisa menandingi kita. Negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan China tidak punya sawit. Vietnam dan Thailand pun hanya memproduksi sedikit, hampir tidak mungkin bersaing,” ujar Eugenia, Senin (28/4/2025).
Namun, dominasi itu tidak berarti Indonesia mengatur harga sawit. “Yang mengatur harga itu bukan kita, melainkan Malaysia dan Rotterdam Belanda. Meskipun Indonesia produsen terbesar, pasar perdagangan sawit justru ada di sana. Jadi, kita hanya bisa menerima harga yang mereka tetapkan,” sebut Eugenia.
Eugenia mendorong pemerintah, BUMN, dan sektor swasta untuk memperkuat pusat perdagangan sawit di Indonesia, agar dapat menciptakan harga domestik yang lebih adil. (ANG)
Lifestyle
Motivation
Anime Batch
Ekspedisi Papua
Jasa Import China
Berita Olahraga