BEKASI – Setelah dua kali gagal panen, Pesantren Tahfidz Al Quran Hidayatullah Bekasi, Jawa Barat akhirnya menuai hasil panen yang menggembirakan. Panen padi organik dari lahan 1 hektar ini meningkat pesat. Inovasi metode tanam yang dijalankan bersama Tim BIOTOP sejak fase pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, dan pemanfaatan bahan-bahan alami terbukti memberikan hasil panen lebih baik.
“Alhamdulillah dapat 76 karung. Biasanya 50 karung dan pernah paling banyak 58 karung,” kata H. Muhammad Dirlis Karyadi, Pembina Pesantren Tahfidz Al Quran Hidayatullah Bekasi di Jakarta (11/06/25). Beras organik yang dihasilkan juga lebih berkualitas. Berasnya pulen, tapi teksturnya lebih padat. “Makan sedikit sudah membuat kenyang,” katanya.
Baca Juga: Pupuk Hayati BIOTOP Tingkatkan Hasil Panen Hingga 30% Lebih
Padi yang dikembangkan sebagai program Lumbung Pangan Santri ini bebas bahan kimia. Semua kebutuhan pemupukan dipenuhi dengan fermentasi bahan alam yang berasal dari tumbuhan dan hewan ternak. Inovasi tahap pertama yang dilakukan adalah menambahkan pupuk hayati BIOTOP sebanyak 10 liter. Pupuk berbasis mikroba dan enzim ini diaplikasikan sebanyak tiga kali selama masa vegetatif.
Untuk musim tanam berikutnya pada Juni-Juli 2025, inovasi lanjutan bersama BIOTOP sudah dimulai sejak sehari setelah panen pada 20 Mei 2025. Fokusnya pada pemanfaatan jerami sebagai bahan organik untuk kompos. Arang aktif dengan kandungan karbon juga disiapkan bersama biocompost. Pupuk hayati BIOTOP kembali digunakan sebagai inti dari metode tanam TripleBIO, inovasi yang dikembangkan Tim BIOTOP.
Menurut H. Muhammad Dirlis Karyadi, Lumbung Pangan Santri adalah solusi strategis untuk memenuhi kebutuhan pangan santri secara mandiri. Beras organik yang dikonsumsi santri penghafal Al Quran diharapkan meningkatkan kualitas para santri. Lumbung Pangan Santri merupakan program yang dikembangkan oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH).
“Dengan terpenuhinya kebutuhan dasar santri, kami bisa berkonsentrasi pada peningkatan kualitas Pendidikan,” kata Direktur Prodaya BMH Pusat, Syamsuddin. BMH menjadi tulang punggung pengembangan Lumbung Pangan Santri. Konsep ini diharapkan bisa direplikasi oleh lembaga pendidikan pesantren di Indonesia.
Koordinator Program Ketahanan Pangan Laznas BMH, Ahmad Furqon mengatakan inovasi pertanian yang dikembangkan Pesantren Hidayatullah Bekasi bersama BIOTOP diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pesantren=pesantren di bawah Yayasan Hidayatullah di seuruh Indonesia. Apalagi inovasi pertanian ini tidak terbatas untuk tanaman pangan seperti padi dan jagung, namun juga tanaman lainnya, termasuk kelapa sawit. (NYT)